Seorang perempuan duduk diam di beranda. Ia ingin melukis senja. Dengan kanvas luka. Dan kuas air mata.
Ah, itu terlalu berlebihan. Tidak seharusnya ia mengeksplor kesedihan. Bukankah luka bisa disembuhkan? Seiring dengan berjalannya waktu. Dan, air mata tak harus selalu dimenangkan untuk jatuh.
Seorang perempuan. Masih duduk diam di beranda. Ia ingin melukis senja. Dengan ketegaran hati. Tanpa luka. Tanpa air mata.
***
Malang, 07 Desember 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!