Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Petirtaan Ngawonggo, Situs Peninggalan Empu Sindok yang Layak Dilestarikan

7 Desember 2020   10:01 Diperbarui: 8 Desember 2020   03:32 4245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak diperkenankan bertanya mengenai harga!

Yup. Ikut menikmati hidangan di area situs ini jangan berharap Anda akan menemukan transaksi jual beli. Anda harus patuh pada tata tertib yang berlaku. Ingat, jangan bertanya mengenai harga!

Jika Anda sekiranya ingin membayar makanan yang sudah disantap, Anda cukup memasukkan uang pada kotak yang telah disediakan. Besar nominalnya? Suka rela. Seberapa pun. Seiklhasnya.

Pengunjung antre di depan pawon. Foto dokpri
Pengunjung antre di depan pawon. Foto dokpri
Nah, benar-benar unik, bukan?

Saya dan Te Rin sengaja tidak ikut mengantre makanan berat yang menggiurkan itu. Cos kami masih kenyang. Kami tadi sarapan cukup banyak. Alhasil kami memilih mengambil kue-kue tradisional saja.

Sayangnya siang itu kami cuma kebagian kue apem yang dibungkus daun nangka. Dan nganu---kue apemnya sungguh maknyus. Lumer, gurih, manisnya pas. Pokoknya yummy habis!

Apem bungkus daun nangka. Foto dokpri
Apem bungkus daun nangka. Foto dokpri
Usai menikmati kelezatan kue apem, kami turun menuju Petirtaan Ngawonggo yang terletak di seberang sungai. Kami harus melewati jembatan terbuat dari anyaman bambu terlebih dulu.

Suasana sakral benar-benar terasa. Air sumber Petirtaan Ngawonggo mengucur bening  Di sumber petirtaan itu saya sempatkan membasuh muka. Konon katanya, air sumber Ngawonggo bisa menjadikan wajah berseri awet muda. Ahai!

Sumber air Ngawonggo. Foto dokpri
Sumber air Ngawonggo. Foto dokpri
Puas berkeliling menikmati suasana alam petirtaan, mendadak sayup-sayup terdengar alun merdu seruling dari arah atas. Kiranya salah satu anak muda punggawa situs tengah memainkannya. Lagunya terdengar sedih mendayu-dayu. Saya pun terhenyak. Menatap langit Ngawonggo sejenak. 

Mendung.

Punggawa situs sedang meniup seruling. Foto dokpri
Punggawa situs sedang meniup seruling. Foto dokpri
Saya dan Te Rin pun gegas berjalan beriringan melewati jembatan kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun