Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Janji Nawangwulan kepada Tarub

5 Desember 2020   06:42 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:47 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Tapi hati Nawangwulan terlanjur kecewa. Juga marah. Seraya menyerahkan bayi mungil dalam gendongannya kepada Tarub, perempuan titisan bidadari itu berkata dengan suara gemetar.

"Tahu tidak? Akibat perbuatanmu ini aku harus bersusah payah menumbuk padi setiap kali hendak menanak nasi!"

Dan, benarlah. Mulai hari itu Tarub melihat istrinya mesti bersusah payah mengeluarkan tumpukan padi dari dalam lumbung. Lalu menumbuknya dengan alu dan lesung.

Sementara dirinya mengemban tugas menjaga Nawangsih, bayi mungil yang mewarisi keelokan wajah ibundanya itu.

Sampai suatu hari. Nawangwulan terpekik kegirangan. Tanpa sengaja ia menemukan kembali selendang ajaib miliknya yang selama ini dianggap hilang. Selendang itu terselip di antara tumpukan padi di dalam lumbung.

"Oh, selendang ajaibku. Akhirnya kutemukan lagi!"

Sembari menari-nari Nawangwulan melilitkan selendang transparan itu pada pinggangnya yang ramping. Dan, wusssh. Kakinya yang bagus perlahan terangkat ke udara.

Waktunya mengucap selamat tinggal.

"Tarub! Enggal ditulungi Simbok ngresiki rombong bakso. Mumpung malem Minggu. Aja ndadak nglamun wae!" (Tarub! Lekas bantu Simbok membersihkan rombong bakso. Mumpung malam Minggu. Jangan melamun saja!")

Tarub. Pemuda pengangguran itu seketika membuang sisa puntung rokok di tangannya. Ia beranjak dari duduknya seraya tersenyum kecut.

Ah, khayalan barusan---tentang Dewi Nawangwulan, lumayan juga. Paling tidak membuatnya sejenak melupakan berkas-berkas lamaran pekerjaan yang hingga hari ini tidak kunjung mendapat balasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun