[Kompasianival dalam Kenangan] Gagal Bertemu Kompasianer Misterius

Pertengahan Oktober 2017

Tiba-tiba seorang kompasianer menghubungi saya via WA."Selamat, ya. Nama kamu masuk nominasi kategori Best in Fiction." Begitu tulisnya.

Kner tersebut lalu menanyakan, apakah saya sudah memesan tiket KA untuk menghadiri ajang Kompasianival 2017 yang akan digelar di Mall Kemang, Jakarta Selatan?

Saya jawab belum. Memang kenyataannya begitu.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa saya belum juga memesan tiket KA. Salah satunya adalah; saya ragu karena tidak pernah bepergian jauh seorang diri.

Seorang diri? Bukankah ada Bolang? 

Sayang sekali saat hari perhelatan itu para punggawa Bolang yang biasa pergi bareng-bareng sedang berhalangan.

Pertimbangan kedua---ini yang paling penting, berkenaan dengan finansial. Dari Malang menuju Jakarta tentu membutuhkan ongkos yang tidak sedikit, bukan? Sementara tabungan saya tidak mencukupi.

Kiranya kedua pertimbangan tersebut terbaca oleh kner misterius itu.

Kner misterius? Iya, betul! Saya menyebutnya demikian karena Kner tersebut memang misterius. Ia tidak bersedia membuka jati dirinya. Meski  berulangkali saya coba bertanya, ia tetap bersikukuh enggan mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya

Tapi saya tahu ia orang baik. Karena selama berinteraksi dengan saya, ia tidak pernah berperilaku buruk atau tidak sopan. Ia selalu bicara seperlunya saja.

Kembali pada keraguan saya berangkat ke Jakarta. Atas kebaikan kner tersebut akhirnya saya bisa menghadiri ajang Kompasianival 2017 dengan aman dan lancar.

Alhamdulillah. Kedatangan saya jauh-jauh dari kota kecil ternyata beroleh berkah. Malam iitu dua penghargaan sekaligus saya terima. Yakni sebagai peraih Best in Fiction dan People Choice. 

Baca artikel selengkapnya di sini

Rasa syukur dan haru memenuhi rongga dada saya. Saat menerima penghargaan di atas panggung, mata saya tak henti mencari-cari. Adakah kompasianer misterius yang telah membantu saya itu hadir di antara para pengunjung?

Jika ada saya ingin bertemu dan menunjukkan dua piala di tangan saya sembari berucap, "Terima kasih, sembah nuwun..."

Dua penghargaan. Foto dokpri

Tapi hingga esok pagi tiba, hingga Kereta Api membawa saya kembali ke kota kelahiran, kner misterius itu tidak juga kunjung menampakkan diri. Ia tetap bersembunyi di balik jubah kemisteriusannya.

Itulah sepenggal kenangan di ajang Kompasianival 2017 silam.

Oh, iya. Sebentar lagi Kompasianival 2020 akan digelar. Aroma kesibukannya sudah mulai tercium. Beragam acara pun telah digagas untuk memberi apresiasi dan penghargaan kepada para penulis yang tergabung di rumah besar Kompasiana ini.

Namun kali ini ada yang berbeda. Karena masih dalam suasana pandemi Kompasianival 2020 hadir secara virtual. Meski demikian menilik susunan acara yang bakal disuguhkan, sepertinya tidak kalah seru dibandingkan Kompasianival sebelum-sebelumnya.

Siapkah Anda berpartisipasi di dalamnya? Jika siap, tunggu apa lagi! Daftarkan segera diri Anda di sini: http://www.kompasianival.com

Selamat menyongsong perhelatan Kompasianival 2020. Semoga lancar dan dimudahkan. 

Ingat. Semua dimulai dari kita!

***
Malang, 22 November 2020
Lilik Fatimah Azzahra