Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Suatu Pagi

17 November 2020   05:57 Diperbarui: 17 November 2020   06:05 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu pagi, aku bertanya pada bulir embun. Untuk apa ia diciptakan jika kemudian harus dilesapkan?

Bulir embun menjawab ringan, "Tuhan menciptaku tidak sia-sia. Aku ada untuk memeluk daun-daun, menyejukkan mereka dari sisa terik tiada ampun."

Pada suatu pagi yang lain, aku bertanya pada kupu-kupu yang hinggap di ujung kelambu ruang tamu. Untuk apa ia lahir di dunia dalam kurun waktu sedemikian singkat?

Kupu-kupu riang menjawab, "Tuhan menciptaku sebagai penghibur. Bagimu---perempuan yang sendirian. Yang pada matamu masih tersimpan anak-anak hujan. Jadi jangan segan! Berkisahlah padaku tentang apa saja. Tentang hutan, gunung-gunung, sungai-sungai, juga sepotong hati yang pernah kautaklukan."

Pada suatu pagi yang lain lagi. Aku terdiam. Tidak bertanya apa-apa pada sesiapa pun. Kubiarkan embun mencium lembut pipi ranum daun-daun. Kubiarkan kupu-kupu menunggu ajalnya dengan tenang. Kubiarkan hatiku berdansa di atas panggung kesunyian.

***
Malang, 17 November 2020
Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun