***
Meski waktu dirasa berjalan sangat lambat, Nyonya Emilia berusaha bersikap setenang mungkin. Ia tidak boleh panik.
"Oh, Mom, kau belum memasak apapun untukku?" Mark bertanya kecewa, tanpa menoleh.
"Aku masih menyimpan daging ayam segar di dalam kulkas, Mark. Boleh aku memanggangnya sebentar?"
"Bawa saja daging ayam segar itu ke sini. Aku lebih suka memakannya langsung---maksudku, aku tidak ingin merepotkanmu. Aku akan memanggangnya sendiri."
Nyonya Emilia tersenyum. Ia semakin yakin bahwa pemuda yang duduk membelakanginya itu bukanlah Mark. Sebab Mark---anaknya itu tidak makan daging ayam. Mark seorang vegetarian.
Seraya membuka lemari pendingin, Nyonya Emilia menyempatkan melirik ke arah kalender yang terpampang di dinding. Sontak perempuan itu tesentak.
Astaga! Today is Friday the 13th!
Nyonya Emilia tidak ingin membuang-buang waktu lagi. Diraihnya seikat bawang putih yang selalu diletakkannya di rak lemari pendingin paling atas.
Sekejap kemudian badannya yang kurus berbalik dengan cepat. Diangkatnya tinggi-tinggi ikatan bawang putih itu seraya berseru lantang, "Aku tidak tahu siapa dirimu. Tapi aku tahu kamu bukan Mark!"
Pemuda yang duduk membelakanginya itu sontak menoleh. Dan itu membuat jantung Nyonya Emilia nyaris terlompat.Â
Betapa mengerikan wajah pemuda yang mengaku sebagai anaknya itu! Wajah itu berlubang tanpa daging. Matanya merah menyala seperti api.