hujan dan biru langit
dari sanalah rasa indah ini mulai kuanggit
dan, sesudahnya aku mengawali setiap hela napas di dada
dengan huruf alfabet urutan ketiga
lalu merangkainya menjadi barisan kata; Cinta
aku yakin kali ini hatiku tak lagi salah memilih
karena setiap kali kudengar nyanyi merdu burung kedasih
dadaku berdebar
detaknya membisikkan satu nama akbar; namamu, nama yang terlahir dari dengung ribuan lebah madu
aku percaya
jatuh cinta kepadamu adalah takdir paling indah
seperti rona senja yang tercipta dari bias matahari
tak akan pernah purna
meski malam berusaha mengelabui dengan janji dan buai manis mimpi-mimpi
***
Malang, 10 November 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H