Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Potongan Rambut di Dalam Laci (1)

4 November 2020   05:54 Diperbarui: 4 November 2020   05:58 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku baru saja berniat membuka daun jendela ketika Jhon datang menggeser pintu apartemen.

"Pagi yang indah, Sherlick. Adakah sepotong sandwich kausisakan untukku?" Jhon menyeruak masuk lalu menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

"Tak ada sandwich, Jhon. Hanya telur rebus dan segelas susu sereal." Aku menunjuk ke arah meja yang berdekatan dengan pediangan. Dan, tanpa basa-basi sepupuku itu mengulurkan tangan, meraih telur rebus yang kulitnya sudah terkelupas.

"Habiskan sarapanmu, Jhon. Setelah itu mari kita berdiskusi tentang kasus terbaruku ini." Aku menatap Jhon tak berkedip.

***
Kuceritakan pada Jhon, sehari yang lalu aku kedatangan tamu. Seorang perempuan muda berusia dua puluhan.

"Nama saya Anne," perempuan itu memperkenalkan diri. "Saya sengaja menemui Anda, Miss Sherlick, untuk meminta pertimbangan."

Selanjutnya perempuan itu bercerita bahwa dia baru saja mendapat tawaran pekerjaan sebagai pengasuh balita. Dengan gaji yang amat menggiurkan.

"Saya dijanjikan akan menerima upah 4 kali lipat dari upah seorang pengasuh balita pada umumnya." Nona Anne menatapku dengan mata berbinar.

"Itu bagus! Tapi sekaligus mencurigakan." Aku menanggapi ucapannya serius.

"Apa ada sesuatu yang salah, Sherlick? Maksudku---bisa saja upah itu memang keberuntungan bagi Nona Anne." Jhon menyela ceritaku.

"Dengar sepupuku, sayang. Kau masih percaya hukum sebab dan akibat, bukan? Ah, Jhon. Rupanya Nona Anne yang sedang kita bicarakan sudah datang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun