Ana kidung rumekso ing wengi. Teguh hayu luputa ing lara. Luputa bilahi kabeh. Jim setan datan purun. Paneluhan tan ana wani. Niwah panggawe ala. Gunaning wong luput. Geni atemahan tirta. Maling adoh tan ana ngarah ing mami. Guna duduk pan sirna.
(Ada sebuah kidung (doa) permohonan di tengah malam. Semoga senantiasa kuat, selamat, terbebas dari segala penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setan enggan mendekat. Segala sihir pun tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. Guna-guna segeralah tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pergi menjauh. Segala marabahaya berlalu lenyap.)
Pada guyuran terakhir tanpa terasa air mata saya berjatuhan. Bukan karena ritual mandi kembang di tengah malam itu. Tapi lebih kepada rasa haru atas doa-doa Ibunda yang tiada henti terus mengalir.
***
Malang, 13 Oktober 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Note: merang=batang padi yang sudah kering
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI