Rini kembali beraksi. Diangkatnya tinggi-tinggi kasur untuk melihat apakah benar ada mayat bersembunyi di bawahnya.
"Tidak ada apa-apa!" Zahra berseru seraya menatap Saidah dengan tatap mata curiga.
"Ada! Ini dia mayatnya!" Saidah melempar sesuatu ke arah Galuh dan Titik Karmiati yang sejak tadi berdiri di ambang pintu dengan tubuh saling berhimpit. Sontak kedua perempuan itu menjerit histeris.
Bangkai seekor tikus tergeletak di atas lantai.
"Horeeeee...prank berhasil!" Saidah tertawa terpingkal-pingkal sampai keluar air matanya.
***
Dengan perasaan dongkol kelima perempuan itu meninggalkan kamar Saidah tanpa menoleh.
"Jadi ngeri tidur sendiri." Galuh mengeluh.
"Kita tidur berlima saja, yuk. Ranjang di kamarku cukup luas." Zahra menawarkan. Â Semua menyetujui.
Malam terus beranjak. Nyanyian burung gagak di atas pohon jarak terdengar lamat-lamat dan serak.
Zahra memindahkan buku di pangkuannya ke atas meja. Keempat temannya sudah terbujur diam. Zahra tersenyum.
Sementara di kamarnya, Saidah masih tertawa-tawa kecil. Tawa itu baru terhenti ketika hidungnya mencium aroma aneh. Aroma nyegrak seperti aroma asap kemenyan.