Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengenal Teknik "Jukstaposisi" dalam Penulisan Karya Sastra

3 September 2020   04:47 Diperbarui: 3 September 2020   19:12 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Getty Images via usnews.com)

Dengan demikian, Horace telah meletakkan pandangan klasik bahwa menulis puisi merupakan suatu upaya profetik untuk menghadirkan kembali musik alam atau musik Ilahi melalui bahasa.

Pola-pola metrum yang dirumuskan oleh Horace sangatlah ketat, semacam hukum bahasa puisi yang nyaris tak bisa dilanggar apabila sebuah puisi ingin dimaksudkan sebagai sebuah karya sastra. 

Itulah mengapa tidak sembarang orang pada masa Horace bisa disebut penyair.

Memasuki awal abad ke-20, muncullah gerakan puisi simbolisme di Prancis serta gerakan objektivisme dan imajisme di Amerika Serikat yang menggugat perbedaan ketat antara bahasa puisi dengan bahasa prosa.

Adalah Ezra Pound, penyair imajisme dari Amerika Serikat yang berani menyatakan bahwa sesungguhnya metrum natural itu sama sekali tidak ada. Semua metrum itu buatan manusia dan disepakati oleh manusia.

Bersama rekan-rekan penyair Amerika Serikat seangkatannya, Ezra memperkenalkan apa yang sekarang dikenal sebagai metrum bebas. Dengan munculnya metrum bebas ini bahasa puisi pun menjadi lebih cair dan lebih prosais.

Ezra Loomis Pound. (dok. National Portrait Gallery, London)
Ezra Loomis Pound. (dok. National Portrait Gallery, London)
Pernyataan Ezra membuat batasan tegas antara bahasa puisi dengan bahasa prosa yang ditandai oleh metrum natural, pupus sudah. Para penyair modern mulai berani memunculkan imaji-imaji atau simbol-simbol visual sebagai substansi puitik.

Meski demikian bukan berarti para penyair modern sama sekali mengabaikan irama atau aspek prosodi lainnya. 

Irama masih tetap menjadi hal yang vital dalam puisi modern, namun bukan lagi hal mendasar yang menjadi pembeda antara bahasa puisi dengan bahasa prosa.

Nah, gebrakan Ezra Pound tersebut diyakini sebagai cikal bakal kelahiran teknik Jukstaposisi yang kita kenal sekarang ini.

Bagaimana? Anda siap belajar menulis puisi atau prosa menggunakan teknik Jukstaposisi? Hayuk, buruan! Ambil pena dan liarkan imajinasi!
***
Malang, 03 September 2020
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun