Saat memutuskan untuk pergi, apa yang ada dalam pikiranmu? Setangkup mawar dalam peluk jatuh berguguran. Duri-durinya kaubiarkan melukai tidak saja jemari tangan, tetapi juga hatiku.
Saat dihadapkan pada kehilangan, apa yang kaupedulikan? Cermin retak yang tak mungkin bisa dipersatukan ataukah putus asa yang mendadak ingin tampil dianakemaskan?
Pergimu membuatku patah arang. Secara perlahan, jiwaku terbunuh mati. Sampai seseorang datang. Mencium keningku yang batu. Menghidupkan nyala api yang nyaris padam di kedalaman kedua bola mataku. Dan, aku kembali hidup sebagai manusia baru. Meski tetap berjuluk sebagai seorang ibu.
"Maafkan aku," katamu di sela beringasnya usia. "Boleh aku kembali? Beri aku kesempatan kedua."
Ah, sayang sekali. Kamu lupa akan satu hal. Kamu hanya bisa pergi. Tapi untuk kembali, tidak ada waktu dan ruang lagi!
***
Malang, 08 July 2020
Lilik Fatimah Azzahra