Saya jadi teringat ucapan wali kelas SMUN di mana si bungsu pernah menuntut ilmu. Beliau selalu mengingatkan, bahwa anak cerdas istimewa membutuhkan pengarahan dan wadah pembelajaran yang tidak biasa. Itulah sebab ada kelas akselerasi. Masih menurut beliau, anak-anak cerdas istimewa otaknya berlari lebih cepat dari anak-anak pada umumnya.Â
Dan ia benar-benar memenuhi janjinya itu. S1 mampu diselesaikannya dalam kurun waktu lebih singkat. Hanya kisaran 3 tahun. Dan ia lulus dengan menyandang predikat cumlaude. Di usia 20 tahun.Â
Perolehan nilainya? Perfect! Semua angka yang tertera di ijazahnya bulat 4.Â
Gigih dan Tekun
Setiap usaha pasti membuahkan hasil. Dan tidak ada hasil yang akan menghianati usaha.Â
Begitu juga dengan putri bungsu saya. Hari-harinya ia pergunakan untuk giat belajar. Ia nyaris tidak memiliki waktu untuk sekadar ber-hang out ria selayak anak-anak muda seusianya.
Baginya waktu adalah ilmu. Ia betah berkutat berjam-jam di hadapan laptopnya. Menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya. Jikalau ada waktu luang, ia pergunakan untuk melakukan kegiatan yang menjadi hobinya sejak kecil, yakni melukis manga (lukisan ala Jepang).Â
Atau, sesekali ia memberi les privat khusus pelajaran Matematika bagi anak-anak usia SD dan SMP di wilayah perumahan terdekat.
Gigih dan tekun. Dua rumus itu ia pegang dan terapkan. Â