Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perilaku "Sok Tahu" dalam Lingkar Pandemi yang Harus Dihindari

11 Juli 2020   09:39 Diperbarui: 12 Juli 2020   02:15 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eits. Selain memberikan tips 5 "E" Sehat, disinggung pula tentang "sikap keliru" dan "sok tahu" dalam menghadapi virus Corona yang harus dihindari. Sikap keliru dan sok tahu tersebut antara lain:

1. Pengucilan

Kebanyakan dari kita masih beranggapan bahwa mantan pengidap Covid adalah manusia berbahaya. Mesti dijauhi karena khawatir sewaktu-waktu bisa menularkan virus kepada kita.

Saya jadi teringat. Ketika suatu hari datang seorang Ibu bertemu dokter yang anaknya pernah terpapar virus Covid-19. Meski sudah menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh total, si anak tetap dianggap sebagai pesakitan. Ia tetap saja dijauhi, bahkan ditakuti oleh masyarakat sekitar. Seolah-olah si anak adalah mahluk alien yang sangat berbahaya.

Padahal, orang yang sudah sembuh dari Covid-19 dipastikan tidak akan menularkan virus lagi. Iya, benar. Lah, bagaimana mau menularkan, wong virusnya saja sudah tidak ada.

Tentang penularan dan pencegahan virus Corona, sudah banyak yang tahu, kan, guys. Jadi tidak perlu saya jabar ulang di sini, yaa.

2. Panik Setelah Mengetahui Hasil Rapid Test

Fenomena panik terpapar virus Corona bisa terjadi pada siapa saja. Seperti kasus berikut ini. Ada seorang wanita yang hendak melahirkan ketika dilakukan Rapid Test dinyatakan positif. 

Semua menjadi panik. Alhasil, ia tidak segera mendapat pertolongan. Akhirnya si wanita terpaksa menggunakan jasa dukun bayi untuk membantu proses kelahirannya.

Hellow, hendaknya Rapid Test jangan dijadikan acuan, ya, guys. Rapid Test bukan pedoman akurat. Yang benar: PCR dulu baru melakukan Rapid Test!

Mengapa demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun