Di Indonesia---khususnya masyarakat Jawa, ketupat ternyata bukan sekadar hidangan pelengkap lebaran biasa. Ketupat memiliki makna khusus. Yakni sebagai simbol mengaku lepat dan laku papat.
Mengaku lepat dalam Bahasa Jawa berarti mengakui segala kesalahan. Ingat betapa njlimet dan sulitnya merangkai selongsong ketupat. Seperti itulah penggambaran kehidupan dan kesalahan manusia. Maka begitu selongsong ketupat sudah jadi bisa dilihat keindahannya.
Pengakuan lepat atau rasa bersalah ini biasanya diwujudkan dalam bentuk tradisi sungkeman.
Sedangkan laku papat berarti empat perilaku atau tindakan yang wajib dijalani di saat merayakan hari Raya Idul Fitri.
Apa sajakah empat tindakan itu?
1. Lebaran.
Lebaran dalam Bahasa Jawa berari usai atau sudah selesai. Usai di sini berkenaan dengan berakhirnya waktu ibadah puasa. Lebaran bisa juga dimaknai bahwa pintu ampunan telah terbuka lebar di hadapan kita.
2. Luberan.
Nah, kalau yang ini memiliki arti meluber atau melimpah ruah. Apanya yang melimpah ruah? Bersedekahnya!
Luberan bisa jadi sebagai pengingat bagi umat Muslim yang hendak merayakan Idul Fitri, sudah saatnya membantu sesama dengan membayar zakat.