Nastar atau Nastart dalam Bahasa Belanda berarti perpaduan antara nanas dan tart, diperkenalkan sejak ratusan tahun lalu oleh para penjajah kepada kaum pribumi.
Nastar biasanya dihidangkan pada perayaan-perayaan hari besar tertentu. Semisal perayaan Hari Natal, Lebaran, dan Imlek.
Pada mulanya penampilan Nastar tidak seperti sekarang ini. Nastar di waktu itu berbentuk kue pai dengan selai blueberry atau selai apel di atasnya.
Nah, karena di Indonesia pada masa penjajahan sulit mendapatkan buah-buahan seperti tersebut di atas, maka dipilihlah nanas sebagai penggantinya. Dan berlanjutlah hingga sekarang seiring dengan perubahan bentuknya dari pai menjadi bulat-bulat seperti kelereng.
Iseng-iseng suatu hari saya mengadakan polling di tempat kerja, mengapa Nastar masih menjadi pilihan kue kering terfavorit di hari Lebaran? Jawaban terbanyak adalah, tersebab selain yummy, kue ini bisa bertahan lebih lama. Bisa awet sekitar beberapa minggu.
Soal keawetan kue Nastar ini dibenarkan oleh Si Nduk sulung yang lama bergelut dengan dunia kue kering. Ia menegaskan, Nastar atau kue-kue kerimg lainnya bisa bertahan lama dengan catatan pengemasannya harus benar-benar sempurna. Jika tidak, kue-kue tersebut bisa rusak sebelum waktunya.
Berikut tips dari si sulung agar kue kering bisa bertahan lama.
-Jangan menyimpan kue kering dalam keadaan panas. Diamkan dulu hingga kue benar-benar dingin. Hal ini untuk menghindari kue menjadi lembek akibat uap udara yang masih tersisa.
-Simpan di dalam stoples kering dan kedap udara.
-Hindari menyimpan di dalam wadah plastik biasa.
-Jangan mencampur kue kering dengan kue lembut atau basah.
-Jika tidak segera dikonsumsi, sebaiknya disimpan di dalam kulkas.
Nah, bagaimana? Apakah Anda salah satu penggemar kue kering, khususnya kue Nastar? Jika iya, jaga porsi makan, yaa. Jangan berlebihan. Jangan sampai usai Lebaran nanti gula darah naik tidak terkendali.
Salam hangat dan selalu sehat!