Namun pada kenyataanya, di antara keduanya---Tuan Parker dan si anjing yang sudah diberi nama baru, Hachiko, tersambung hubungan batin yang sangat kuat. Dan Cate melihat itu.
Apalagi Hachiko termasuk jenis anjing yang sangat cerdas dan pintar. Ia bisa dilatih melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti menangkap bola, duduk dan berdiri dengan sikap yang baik, dan lain-lain.
Pernah membaca kisah Ashabul Kahfi, bukan? Di mana seekor anjing rela menunggui tuan-tuannya yang tertidur selama 300 tahun di dalam sebuah goa. Dan selama itu pula si anjing tetap setia berada di depan goa tanpa sejengkal pun pernah meninggalkannya.
Demikian juga dengan Hachiko. Rasa setia kawan itu lambat laun kian mengakar dan menyatu bersama instingnya. Perlakuan kasih sayang Tuan Parker terhadap dirinya membuatnya selalu ingin mengikuti kemana pun tuannya itu pergi dan berada.
Rasa setia itu pula yang menjadikan istri Tuan Parker akhirnya luluh dan jatuh hati kepadanya.
Jadilah Hachiko anjing kesayangan keluarga Parker.
Menonton film bertema kepedulian terhadap sesama mahluk Tuhan ini, membuat kita berpikir. Jika seekor anjing saja tahu bagaimana seharusnya mengimbangi rasa cinta dengan kesetiaan, mengapa manusia terkadang tidak?
Kembali kepada kisah Hachiko.Â
Saking sayang dan setianya kepada Tuan Parker, Hachiko rela mengantar dan menjemput tuannya itu di setasiun pada waktu dan jam yang sama. Dan ia melakukan kegiatan itu selama bertahun-tahun.Â
Sampai pada suatu hari Tuan Parker meninggal dunia akibat serangan jantung saat sedang mengajar. Dan terharunya lagi, Hachiko tidak mengetahuinya. Ia masih setia menunggu. Berdiri di depan setasiun setiap pukul 5 petang. Berharap melihat tuannya itu keluar dari pintu gerbong kereta dan menyongsongnya dengan gembira seperti biasa.
Sampai di sini, silakan Anda menikmati kelanjutan kisahnya sendiri. Dan menebak-nebak bagaimana klimaks endingnya..