Untuk aktifitas terakhir---menjenguk orangtua, bersyukur keluarga saya termasuk kategori patuh. Meski pada awalnya terasa berat untuk dijalani.Â
Terutama bagi Ibu saya yang sudah berusia lanjut. Beliau sempat mengeluh dan mempertanyakan mengapa anak cucunya belakangan terkesan menjauh, tidak lagi rutin berkunjung ke rumah.Â
Kami sampai harus berulangkali memberi penjelasan lewat telpon tentang kondisi terkini yang menyebabkan mengapa kami harus melakukan social distancing.Â
Alhamdulillah, akhirnya Ibu bisa mengerti dan memahami seberapa pentingnya menjaga jarak agar terhindar dari bahaya virus Corona ini.
Ini sudah memasuki bulan kesekian. Belum ada tanda-tanda kapan wabah akan berakhir. Untuk sementara yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan berupaya sebisa mungkin mengantisipasi penularan dan penyebarannya agar tidak semakin meluas.Â
Namun demikian bukan berarti badai tak akan pernah berlalu. Kita harus tetap optimis. Tetap bersemangat. Tetap berbaik sangka. Pasti akan ada masa di mana semuanya kembali membaik seperti sediakala.Â
Semoga kehadiran bulan Ramadan penuh rahmat ini akan membuka seluas-luasnya pintu berkah. Semoga Allah menyegerakan pertolonganNya. Menyingkirkan musibah mendunia ini sejauh mungkin, dan tidak akan pernah mengembalikannya lagi.Â
Amiin allahuma amiin.
***
Malang, 27 April 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H