Satu lagi, kamu selalu menungguiku dengan sabar setiap kali aku harus menyelesaikan sebuah tulisan. Bukankah kesabaran hanya dimiliki oleh seseorang yang benar-benar menyayangi kita?
Rasa bersalah serta merta menghinggapi relung hatiku. Aku sudah keliru menilaimu. Selama ini aku kurang peka membaca caramu mencintaiku.
Perlahan kusentuh dagumu. Membuatmu terbangun.
"Aku ketiduran, ya?" kamu beringsut membetulkan posisi dudukmu.
"Kubuatkan kopi manis dulu, ya..." aku tersenyum sebagai ungkapan permintaan maaf. Kamu mengangguk, membalas senyumku dengan mata berbinar.
Saat itulah diam-diam kutemukan. Sebuah ketulusan cinta, pada sorot matamu---yang tak pantas untuk kuragukan lagi.
***
Malang, 27 Maret 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Note: Cerpen ini terinspirasi dari lagu yang dinyanyikan oleh Judika. Cinta karena Cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H