Pagi ini aku sengaja bangun lebih dini, dari matahari
agar bisa menjerang air
untuk kauberendam
meluruhkan daki-daki dan sisa-sisa kepenatan tadi malam
Meski ini bukan tanggal merah
Dan aku sedang tidak libur
Dan kamu juga harus tetap pergi
ke kota-kota, ke hutan-hutan
ke tempat-tempat biasa kaumenyemai benih harapan
Aku ingin melayanimu sebaik mungkin
agar rasa ini tetap tumbuh
Sempurna
Dan bertahan hingga uban berebut menguasai kepala
Kamu terbangun oleh aroma kopi
yang kuseduh tanpa gula
Tapi kububuhi dengan banyak senyum
Begitu caraku menjaga sehatmu
agar kamu panjang umur
agar aku bisa mencintaimu
jauh lebih lama lagi
Sebelum kamu pergi
kusisipkan sehelai rambut
ke dalam saku mantelmu yang dipenuhsesaki oleh kertas-kertas buram
Sebagai teman di perjalanan
dan juga, sebagai pengingat saat kamu merasa sendiri, kesepian
Sebab kupikir, bagimu, mengingatku adalah hal terbaik, sebelum kamu benar-benar dikuasai oleh lupa
Saat punggungmu menghilang di balik pintu, bunga-bunga bakung mengantarmu, mengucap sederet kalimat; Selamat Hari Kasih Sayang, Tuan, Â ada cinta di hati perempuanmu yang tak pernah lekang oleh waktu
***
Malang, 14 Februari 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H