Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Yang Tersisa dari Hujan Tadi Malam

12 Februari 2020   15:49 Diperbarui: 12 Februari 2020   15:51 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sedang duduk di hadapan tungku perapian. Menunggui hujan yang turun tanpa jeda. Kamu bersedeku lengan, dan aku meringkuk dalam diam, tanpa suara tanpa senyuman.

Yang kuyup di luar sana. Mengapa yang basah hati kita?

Kita lantas sibuk menghitung barisan gerimis. Yang jatuh berhamburan secara ritmis. Hanya demi menutupi hati. Yang diam-diam menahan tangis dan rasa perih.

Rasa ini, mengapa kian hari kian merapuh? Tidakkah kita berupaya meluangkan sedikit saja waktu? Untuk sekadar menjumputi sisa-sisa cinta, yang barangkali masih ada. Di lekuk bibir dan di sepandang tatap mata.

Kita masih saja duduk bertahan. Diam. Di hadapan tungku perapian. Ditingkahi sunyi. Dikremasi rasa sepi.

Sampai kapan kita akan terus seperti ini?

***

Malang, 12 Februari 2020

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun