Kuingin di setiap kehadiran pagi, kausentuhkan cahaya matahari di ujung bulu-bulu lentik mataku. Agar tak ada kesempatan bagi airmata untuk kembali bercerita tentang betapa jemawa dan berkuasanya luka.
Kumau di setiap kepulangan senja, kaulukiskan siluet pelangi di sepanjang lekuk bibirku. Agar tak ada ruang bagi kenangan untuk kembali mengulang. Kisah-kisah usang yang seharusnya terkubur di ceruk lautan paling dalam hingga tak terjangkau lagi oleh ingatan.
Kuharap di sepanjang bergulirnya malam, kaugantungkan serpih-serpih pecahan rembulan. Di sudut-sudut ruang hatiku. Agar tak ada alasan lagi bagi sunyi untuk menolak melakukan prosesi harakiri.
Bersamamu aku ingin menikmati waktu yang tersisa. Mewarnai bunga-bunga. Memandikan anak-anak angsa. Menulisi udara dengan kata-kata: cinta.
Bersamamu, sungguh. Aku merasa abadi.
***
Malang, 24 Januari 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H