Hal yang unik sekaligus menarik, saat memasuki kawasan menuju situs petilasan Ken Dedes yang berada di samping makam Islam tersebut adalah, saya harus melintasi sebuah perkampungan sederhana yang berderet di sepanjang pinggiran sungai kecil. Yang dihuni oleh kisaran 15 keluarga.
Kampung kecil itu menjadi sangat terkenal dan istimewa karena pada tanggal 2 April 2017 lalu telah diresmikan oleh Walikota Malang sebagai Kampung Sentra Budaya.
Pencanangan predikat tersebut diharapkan bisa memberi support bagi masyarakat Polowijen dan sekitarnya untuk terus menjaga kelestarian warisan budaya leluhur. Serta menjadikan Kampung Budaya Polowijen sebagai salah satu andalan destinasi wisata yang ada di Kota Malang sehingga mampu membangkitkan ekonomi kreatif yang ada di dalamnya.
Ada banyak harapan disematkan pada Kampung Budaya Polowijen ini. Utamanya sebagai kampung percontohan dan pembelajaran.
Kesibukan kian marak ketika atap-atap yang terbuat dari welit diturunkan. Â Rupanya para mahasiswa sedang mempersiapkan panggung untuk perhelatan akbar dalam rangka penutupan KKN yang rencananya akan digelar pada tanggal 26 Januari 2020 mendatang.
***