Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan yang Mengejar Cemburu

10 Desember 2019   08:55 Diperbarui: 10 Desember 2019   08:59 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semisal ada kontes Ratu Cemburu, pastilah perempuan itu terpilih menjadi pemenangnya. Ia memiliki rasa cemburu yang luar biasa terhadap suaminya, seorang laki-laki yang bekerja sebagai staf pengajar di sebuah Sekolah Dasar.

Lihatlah. Pagi-pagi ia sudah menginterogasi suaminya yang baru saja terjaga dari tidur.

"Semalam Mas mimpi bertemu siapa? Seorang bidadari atau...?"

"Aku bermimpi bertemu setan!" suaminya itu menyahut kesal. Ia merasa lelah karena terus menerus dicemburui. Tiada hari tanpa rasa cemburu.

"Pasti setannya cantik sekali, ya? Sebab aku melihat tidur Mas pulas sampai mendengkur," perempuan itu terlihat tidak puas dengan jawaban suaminya.

"Mana ada setan berparas cantik? Semua setan memiliki wajah yang buruk!" laki-laki itu mendengus. Ia menatap jarum jam di dinding sebentar. Lalu bergegas menuju kamar mandi. Meninggalkan istrinya yang duduk termenung di tepi tempat tidur.

Kecemburuan di pagi itu tidak berhenti sampai di situ. Saat pamit berangkat menuju sekolah, perempuan itu mewanti-wanti suaminya agar pandai-pandai menjaga mata.

"Di sekolah banyak guru perempuan yang masih muda dan cantik-cantik. Awas kalau pandanganmu melenceng ke sana kemari."

"Aku akan memakai kacamata kuda!" suaminya berkata tegas seraya menghidupkan mesin motor sekeras-kerasnya.

***

Siang itu---Firdaus, laki-laki yang merasa hidupnya sangat malang karena terlanjur menikahi seorang perempuan pencemburu, menghentikan motornya sejenak di tepi danau. Ia duduk berselonjor kaki di atas rerumputan. Matanya yang mengantuk sesekali menatap kejauhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun