Maaf, aku telah menduakanmu. Dengan buku-buku. Karena ternyata mereka lebih peka terhadap apa-apa yang aku rasa. Ketika aku ingin menumpahkan ruahan cinta, buku-buku gegas membuka setiap lembarannya.
Sedang kamu? Â Tak pernah sejenak pun memiliki waktu, tuk sekadar membuka hati atau mengecup lembut bulu-bulu halus di keningku.
Maaf, aku terpaksa menduakanmu. Dengan keheningan senja. Sebab ia lebih mengerti daripadamu. Saat aku ingin menyandarkan kepala, tanpa segan senja segera menyiapkan dada.
Sedang kamu? Terlalu sibuk dengan mimpi dan kenangan. Hingga melupakan aku yang duduk meringkuk di sisimu menggenggam sejumput rindu dan harapan.Â
Maaf, aku harus segera menduakanmu! Dengan sajak-sajak dan puisi. Sebab mereka lebih pandai memahami. Bagaimana selayaknya memperlakukan seorang kekasih.Â
Sedang kamu? Masih saja terus begitu. Tak sekalipun menyadari bahwa ada aku---seorang perempuan. Yang sesekali ingin direngkuh dalam satu hangatnya pelukan.
***
Malang, 09 November 2019
Lilik Fatimah Azzahra