Udara Jumat sore yang cerah mengantarkan saya memenuhi janji untuk mengisi acara bincang-bincang seputar dunia fiksi di Perpustakaan Umum Kota Malang. Bersama Mbak Anis Hidayatie dari Komalku Raya, kami berdua siap mengajak para peminat dan penikmat dunia literasi seputar Malang Raya untuk belajar fiksi bareng.
Acara belajar bareng ini dipandu oleh Kompasianer cantik Afif Auliya Nurani dimulai sekitar pukul 15.00 WIB usai bedah buku. Dan diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari seputar wilayah Kota Malang.
Lantas, siapa bilang anak muda di era milenial kurang berminat terhadap dunia sastra? Buktinya, pada perhelatan Fiksi Fiesta yang digelar di halaman Perpustakaan Umum Kota Malang tersebut, peserta terbanyak justru dari kalangan paramuda yang notabene adalah para pelajar SMP dan SMU, juga dari kalangan mahasiswa.
Sebagai narasumber, tentu saya merasa bangga dan terharu. Apalagi ketika momen interaksi antara narasumber dan audience berlangsung, suasana gayeng kian terasa. Saat pembawa acara meminta salah seorang peserta Fiksi Fiesta naik ke atas panggung membacakan puisi-puisi saya yang terposting di Kompasiana. Antusiasme para pelajar sangat luar biasa. Mereka rela berdiri berderet-deret, antre demi berunjuk kebolehan.
Salah seorang pelajar dari Mts. Al Huda Sawojajar Malang mendapat kesempatan pertama membawakan puisi saya yang berjudul Perempuan yang Menjual Buku Kematian. Pelajar tersebut membawakannya dengan begitu indah. Sangat menjiwai. Membuat seluruh peserta yang hadir sore itu larut dan terhanyut dalam nuansa yang mendadak begitu saja terciptakan.
Sontak tepuk tangan membahana kala si bocah menyudahi aksi pembacaan puisi di atas panggung. Dan ia pun berhak mendapatkan sebuah buku secara cuma-cuma yang disediakan oleh panitia.
Gagasan Membuat Tulisan Wisata dan Budaya Kota Malang Dalam Balut Bahasa Jawa
Selain momen pembacaan puisi, gelar tanya jawab dan berbagi pengalaman mendapat porsi yang seimbang. Sungguh sangat mencengangkan, di antara bocah-bocah berseragam pramuka itu, salah seorang tidak hanya aktif bertanya jawab, namun ia juga menyampaikan satu gagasan unik. yakni membuat sebuah karya tulis yang mengangkat serba-serbi wisata dan budaya Kota Malang dalam balutan Bahasa Jawa.