Tak cukup berlembar-lembar kertas untuk menorehkan sejarah anak bangsa pemilik nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie ini. Yang kiprahnya telah mengharumkan nama bangsa dan sumbangsihnya di bidang teknologi industri pesawat terbang telah mencengangkan mata dunia.
Siapa yang tidak mengenal sosok BJ Habibie? Putra terbaik yang pernah menjabat sebagai Presiden RI ke-3. Manusia paling jenius yang pernah ada dan satu-satunya yang dimiliki oleh Indonesia.
Rabu, 11 Sepetember 2019, masyarakat Indonesia dirundung duka. Putra terbaik itu dikabarkan telah pergi. Menunaikan panggilanNya di Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto, Jakarta sekitar pulul 18.00 WIB.
Airmata berlinangan nyaris membasahi seluruh penjuru pertiwi. Melepas kepergian sosok Ayah, Eyang, yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Sosok yang memiliki kharisma luar biasa. Sosok yang setiap kali kita membicarakannya, yang terbersit hanyalah rasa kagum, rasa bangga yang membuncah karena ia adalah anugerah dari Tuhan paling berharga yang sengaja dilahirkan di bumi pertiwi bernama Indonesia.
Habibie dan Sumbangsih Pemikirannya untuk Indonesia
Mengenang BJ Habibie adalah mengenang figur kepribadian energik yang dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran brillian.
Seperti yang pernah dilansir oleh liputan6.com, 04 Maret 2017, bertajuk 9 Pesan Kenegarawan dan Pemikiran Strategis BJ Habibie.
Dalam pesan tertulis yang berhasil dirangkum tersebut, BJ Habibie menyampaikan nasihat kebangsaan dan pemikiran strategisnya kepada pemerintahan Indonesia. Kesembilan poin yang disampaikan semua merujuk kepada upaya mensehjahterakan bangsa. Terutama generasi muda sebagai penerus cita-cita bangsa.
Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan ini meninggalkan jejak kenegarawan yang sangat berharga. Jejak yang tak akan lekang digerus waktu. Jejak yang akan senantiasa dijadikan pedoman bagi putra-putri Indonesia baik di masa kini maupun di masa yang akan datang untuk mewujudkan Indonesia maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Pemilik Cinta Sejati Itu Telah Bahagia Bertemu Kekasihnya
Siapa bilang cinta sejati itu sekadar omong kosong belaka? Cinta sejati itu ada! Dan Habibie telah membuktikan hal itu.Â
Cintanya pada Ainun, sang istri, adalah cinta sejati yang digenggamnya erat hingga kelak mereka dipertemukan kembali. Cinta sejati itu diwujudkannya dengan menjaga keharmonisan rumah tangganya selama 40 tahun. Sepenuh cinta dan dihiasi bunga-bunga kebahagiaan.
Tak heran jika kepergian Ainun pada tahun 2010 silam merupakan pukulan terberat dalam hidup seorang pemilik cinta sejati.
Kisah cinta Habibie pada Ainun telah memberi pelajaran sangat berharga bagi kita semua. Mari kita perhatikan sejenak beberapa kalimat sederhana semacam quote yang pernah disampaikan Habibie sehubungan dengan bagaimana ia menjaga cinta dan kebahagiaan bersama Ainun.
Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun.
Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi masa depan adalah milik kita.
Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun.
Antara saya dan Ainun, adalah dua raga namun dalam satu jiwa
Walaupun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap akan tersimpan secara abadi di relung hati.
Pagi ini langit menggelayut mendung. Seolah ikut berduka atas berpulangnya sang pemilik cinta sejati itu. Namun nun jauh di sana, di antara rerimbun pucuk daun cemara, bunga-bunga perdu berayun gemulai tertiup angin. Mengantar kepergian sang kekasih yang bahagia karena akhirnya ia dipertemukan kembali dengan kekasih sejatinya.
Manakala hati, menggeliat mengusik kenangan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
Saat kutak lagi di sisimu
kutunggu kau di keabadian
Aku tak pernah pergi selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak menegaskan kucinta padamu
Terima kasih pada maha cinta yang menyatukan kita
Saat kutak lagi di sisimu
kutunggu kau di keabadian...
Lamat-lamat penggalan lagu Cinta Sejati itu kembali mengalun menyentuh hati.
***
Malang, 12 September 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H