Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BJ Habibie, Sang Pemilik Cinta Sejati Itu Telah Pergi

12 September 2019   07:05 Diperbarui: 12 September 2019   08:42 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cintanya pada Ainun, sang istri, adalah cinta sejati yang digenggamnya erat hingga kelak mereka dipertemukan kembali. Cinta sejati itu diwujudkannya dengan menjaga keharmonisan rumah tangganya selama 40 tahun. Sepenuh cinta dan dihiasi bunga-bunga kebahagiaan.

Tak heran jika kepergian Ainun pada tahun 2010 silam merupakan pukulan terberat dalam hidup seorang pemilik cinta sejati.

Kisah cinta Habibie pada Ainun telah memberi pelajaran sangat berharga bagi kita semua. Mari kita perhatikan sejenak beberapa kalimat sederhana semacam quote yang pernah disampaikan Habibie sehubungan dengan bagaimana ia menjaga cinta dan kebahagiaan bersama Ainun.

Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun.

Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi masa depan adalah milik kita.

Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun.

Antara saya dan Ainun, adalah dua raga namun dalam satu jiwa

Walaupun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap akan tersimpan secara abadi di relung hati.

Pagi ini langit menggelayut mendung. Seolah ikut berduka atas berpulangnya sang pemilik cinta sejati itu. Namun nun jauh di sana, di antara rerimbun pucuk daun cemara, bunga-bunga perdu berayun gemulai tertiup angin. Mengantar kepergian sang kekasih yang bahagia karena akhirnya ia dipertemukan kembali dengan kekasih sejatinya.

Manakala hati, menggeliat mengusik kenangan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta

Suara sang malam dan siang seakan berlagu
dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun