Cintanya pada Ainun, sang istri, adalah cinta sejati yang digenggamnya erat hingga kelak mereka dipertemukan kembali. Cinta sejati itu diwujudkannya dengan menjaga keharmonisan rumah tangganya selama 40 tahun. Sepenuh cinta dan dihiasi bunga-bunga kebahagiaan.
Tak heran jika kepergian Ainun pada tahun 2010 silam merupakan pukulan terberat dalam hidup seorang pemilik cinta sejati.
Kisah cinta Habibie pada Ainun telah memberi pelajaran sangat berharga bagi kita semua. Mari kita perhatikan sejenak beberapa kalimat sederhana semacam quote yang pernah disampaikan Habibie sehubungan dengan bagaimana ia menjaga cinta dan kebahagiaan bersama Ainun.
Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun.
Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi masa depan adalah milik kita.
Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun.
Antara saya dan Ainun, adalah dua raga namun dalam satu jiwa
Walaupun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap akan tersimpan secara abadi di relung hati.
Pagi ini langit menggelayut mendung. Seolah ikut berduka atas berpulangnya sang pemilik cinta sejati itu. Namun nun jauh di sana, di antara rerimbun pucuk daun cemara, bunga-bunga perdu berayun gemulai tertiup angin. Mengantar kepergian sang kekasih yang bahagia karena akhirnya ia dipertemukan kembali dengan kekasih sejatinya.
Manakala hati, menggeliat mengusik kenangan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
dapat aku dengar rindumu memanggil namaku