Bag.2
----
Perbincangan dengan pemuda pendaki itu masih terus berlanjut. Cerita seputar misteri Gunung Semeru semakin seru dan menarik. Dari penuturannya yang panjang saya menjadi tahu beberapa tempat yang menawan namun masih dianggap angker.
Inilah tempat-tempat yang diceritakan oleh pemuda itu.
Danau Ranu Kumbolo, Cantik Tapi Misterius
Jika pada kisah sebelumnya saya sempat mengalami sedikit misteri di Danau Ranu Pani, ternyata ada satu danau lagi yang tak kalah seru untuk disimak kisah misterinya. Yakni Danau Ranu Kumbolo.
Danau Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2400 meter dari permukaan air laut. Memiliki luas 15 hektar. Danau ini merupakan tempat paling favorit bagi para pendaki yang hendak mencapai puncak Semeru. Mereka kebanyakan transit di sekitar area ini sebelum melanjutkan perjalananan.
Para pendaki biasanya bermalam di sekitar danau dengan mendirikan tenda-tenda. Udara sejuk serta pemandangan alamnya yang memukau merupakan daya tarik tersendiri. Terutama saat dini hari di mana matahari mulai memancarkan sinarnya. Pesona eksotis Danau Ranu Kumbolo kian menakjubkan.
Namun, di balik keindahan yang disajikan tersebut, Danau Ranu Kumbolo ternyata menyimpan beragam kisah yang terus berkembang. Cerita-cerita berbau misteri dan horor masih kerap menjadi bahan pembicaraan.
Konon, danau yang di kala pagi dan siang hari tampak amazing ini, jika malam berubah menjadi tempat yang amat menyeramkan. Sehingga banyak sekali peringatan tertulis maupun tidak tertulis yang wajib dipatuhi. Mulai dari aturan jarak mendirikan tenda-tenda hingga pesan berantai agar para pendaki selalu berhati-hati, tidak keluar tenda setelah Magrib tiba. Apalagi sampai merambah hutan di sekitarnya.
Danau Ranu Kumbolo memang terkenal wingit dan dipercaya masih banyak penunggunya. Salah satu penunggu yang sering muncul adalah seorang perempuan cantik yang biasa disebut Nyai Dewi. Selain itu 3 hantu permen sugus (baca:pocong) juga kerap berkeliaran di saat malam tiba.
Beberapa pendaki mengaku pernah mengalami peristiwa horor tersebut. Tak jarang hantu sang Dewi atau hantu permen sugus di sekitar Danau Ranu Kumbolo itu bertindak usil. Kadang makhluk-makhluk halus itu menclok di atas ransel yang berada di punggung seorang pendaki. Atau hantu-hantu iseng tersebut tidur berkelon ria dengan para pecinta alam yang tengah terlelap di dalam tenda.
Misteri lainnya berkenaan dengan sang Dewi penunggu Danau Ranu Kumbolo, para pendaki dilarang memancing ikan di kawasan danau. Sebab sang Dewi kerap menjelma menjadi seekor ikan mas. Dan barang siapa melanggar peringatan tersebut maka akan mendapat musibah. Entah itu hilang, tenggelam atau tiba-tiba kesurupan.
Mendengar namanya yang unik kontan menimbulkan rasa penasaran.Â
Yup. Tanjakan Cinta adalah jalur yang  dilewati setelah keluar dari Ranu Kumbolo.
Beredar kepercayaan, jika melewati Tanjakan Cinta, jangan sekali-sekali berhenti atau menoleh ke belakang. Terus saja berjalan lurus sembari mengucapkan permohonan terbaik untuk cinta maka apa yang maksud dan diimpikan akan terwujud.
Usai melewati Tanjakan Cinta jalur selanjutnya yang mesti dilewati adalah Kali Mati. Dinamakan Kali Mati karena terdapat sebuah sungai yang sama sekali tidak berair kecuali pada musim hujan bersamaan dengan lahar dingin yang dibawanya dari puncak Semeru.
Wilayah Kali Mati berupa padang rumput seluas 20 ha yang ditumbuhi bunga Edelweis dan jajaran pohon cemara. Tempat ini merupakan tempat favorit kedua setelah Ranu Kumbolo. Para pendaki beristirahat di sini dengan berkemping ria.
Lantas kisah misterinya di mana?
Saya jadi teringat cerita anak laki-laki saya yang nomor 3. Ia pernah mendaki bersama teman-temannya ke Semeru dan saat hampir sampai di Kali Mati mendadak ia pingsan karena kedinginan. Teman-temannya tidak mengetahui karena ia berjalan paling belakang.
Cukup lama anak laki-laki tidak sadarkan diri. Dan ia sempat merasakan nyawanya sudah terbang. Sampai kemudian ada seseorang yang membangunkannya. Dan dalam pandangan matanya orang yang membangunkannya itu adalah saya.
Sampai di rumah saat menceritakan kejadian aneh tersebut matanya  berkaca-kaca.
"Kukira aku sudah mati, Ma. Eh, tiba-tiba aku melihat Mama datang memelukku."
Saat melintasi wilayah Kelik, para pendaki akan disambut oleh batu-batu In Memoriam sebagai penanda bahwa pernah ada orang meninggal yang dimakamkan di sekitar kawasan ini.
Salah satu batu bertuliskan nama Sio Hok Gie. Seorang mahasiswa, anggota MAPALA dari FS-UI yang gugur saat melakukan pendakian ke Gunung Semeru pada tahun 1969 silam bersama rekan-rekannya.Â
Kisah kematian Soe Hok Gie bisa dilihat di sini
Kawasan Arcopodo
Arcopodo merupakan tanjakan terakhir perjalanan menuju puncak Mahameru. Letaknya cukup tinggi dan datar. Banyak pendaki melepas penat dan rehat sejenak di sini.
Menurut kabar yang beredar, di kawasan ini terdapat dua patung kembar yang disebut Arcopodo. Anehnya, tidak semua pendaki bisa beruntung melihat keberadaannya. Kecuali orang-orang tertentu yang memiliki mata batin. Dan anehnya lagi, saat mereka menyatakan seberapa besar ukuran patung, pendapat yang mereka kemukakan berbeda-beda. Ada yang bilang Arcopodo bentuknya sangat kecil. Tapi ada yang mengatakan bahwa ukuran patung tersebut sangatlah besar menyerupai raksasa.
"Jujur. Aku ingin sekali ikut sampai ke puncak. Tapi aku tahu, kondisiku tidak memungkinkan," saya membetulkan letak sarung untuk mengurangi suhu dingin yang kembali menggigit.
Krieeet.
Pintu Villa Gimbal Alas terbuka. Anak laki-laki saya masuk sembari menatap wajah saya dengan pandang menyelidik.
"Mama bicara sama siapa?" ia mendekat dan celingak-celinguk.
"Bicara sama..." suara saya sesaat terhenti.
Pemuda di hadapan saya tadi, tiba-tiba saja lenyap!
Tamat
***
Malang, 09 September 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H