Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan yang Menjual Buku Kematian

20 September 2019   06:38 Diperbarui: 20 September 2019   06:40 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

\

 Dijual, sebuah buku berisi cara mati dengan elegan!

Seorang perempuan menawarkan sebuah buku dagangan. Dari pintu ke pintu. Dari rumah ke rumah. Siapa yang mau beli? Siapa yang ingin segera mati? Dengan cara istimewa. Tanpa rasa sakit. Tanpa rasa bersalah. 

Dijual murah. Semurah-murahnya!

Kembali seorang perempuan berseru lantang. Orang-orang di jalanan hanya melirik sekelebatan. Sebagian bersikap acuh. Sebagian lagi meludah, ciuh!

Seorang perempuan belum usai menyusuri jalanan panjang berlubang-lubang. Menjajakan buku kematian meski tiada seorang pun yang menghiraukan. Hingga kaki lelah dan gemetar. Hingga cacing-cacing dalam perut berebut menari-nari dan menggelar konser akbar.

Seorang perempuan berjalan terhuyung di kesunyian hari. Di tangannya masih tergenggam buku berisi cara jitu untuk mati. Mengapa tak ada seorang pun yang berminat untuk membeli? Mengapa kehidupan di luar jauh lebih kejam dari kehidupan yang pernah dijalani di balik jeruji besi? 

Seorang perempuan tiba-tiba ingin berlari.

Tuhan!  Dijual, sebuah buku untuk mati. Apakah Tuhan mau beli?

Lalu, seorang perempuan jatuh terkapar di jalanan. Ia telah menjadi pembeli buku kematian untuk dirinya sendiri. Tunai.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun