Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Peduli Semeru dan Gebyar HUT Kemerdekaan RI di Desa Wisata Ranu Pani

21 Agustus 2019   16:12 Diperbarui: 21 Agustus 2019   18:25 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sekitar Gimbal Alas. Foto: m.suarasurabaya.net

Kemeriahan HUT RI ke-74 belumlah usai. Gaungnya masih terdengar di mana-mana. Mulai dari kota hingga pelosok desa. Semua  berlomba-lomba menggelar perhelatan sebagai bentuk penghormatan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi membela tanah air.

Tentu saja kita berharap segala bentuk kemeriahan dan euforia yang dihelat bukanlah sekadar hura-hura tanpa makna. Setidaknya bisa membawa manfaat.

Seperti gebyar HUT Kemerdekaan yang digagas oleh para pecinta alam. Mereka menggelar acara akbar bertajuk Jambore Musik Kemerdekaan. Dan uniknya, perhelatan tersebut dilakukan di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Gimbal Alas, Desa Ranu Pani-Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Eksotisme Lereng Semeru

Siapa yang tidak mengenal Gunung Semeru? Yup, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Untuk bisa mencapai puncaknya, para pendaki--yang memilih jalur Tumpang-Malang, harus melintasi sebuah desa bernama Ranu Pani. Desa yang semenjak dulu didapuk sebagai titik pemberangkatan awal bagi para pendaki.

Hari Minggu kemarin, 18 Agustus 2019, saya mendapat kesempatan menemani anak laki-laki bersama grup band yang diundang tampil sebagai salah satu pengisi acara di sana. Dan siang itu kami siap dijemput jeep yang disediakan oleh pihak panitia. 

Jeep melaju sekitar pukul 12.00 WIB lewat daerah Tumpang-Kabupaten Malang.

Di separuh perjalanan, tepatnya di Dusun Ngadas, mobil dihentikan oleh warga setempat. Ada pemberitahuan bahwa serombongan karnaval akan segera melintas.

Mobil segera ditepikan. Para penumpang bergegas turun. Sebagian dari kami--termasuk saya lantas sibuk mengabadikan keindahan alam sekitar.

Panorama sekitar Dusun Ngadas. Foto dokpri
Panorama sekitar Dusun Ngadas. Foto dokpri
Lima belas menit berlalu. Pandangan kami beralih pada arak-arakan karnaval yang tampak muncul dari kejauhan. Barisan kuda berhias meriah dengan sepasang pengantin kecil duduk di atasnya tampak melenggak-lenggok. Diiringi tetabuhan dan tarian para sesepuh yang menjadi pengawal. Sungguh merupakan pemandangan unik yang jarang-jarang kami jumpai.

Tidak ingin menyia-nyiakan hiburan yang melintas di depan mata, kamipun berebut mengabadikan momen langka tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun