jika sekiranya aku bisa menulis ulang buku takdir perjalanan hidupku, maka aku tidak akan mengubah satupun bagian yang menghadirkan tentang adamu.Â
Akan kusejajarkan kedudukanmu di hatiku selayak sayap kanan menyeimbangkan sayap kiri. Agar saat terbang nanti bukan hanya bisa meraih puncak paling tinggi. Namun juga ketenangan jiwa paling hakiki.
Engkau memang bukan kalimat pembuka paling indah yang mampu mencuri perhatian para pembaca. Namun adamu adalah penentu apakah cerita mesti berjeda pilu ataukah akan berakhir bahagia di ujung titik temu.
Semua terserah padamu.
Maka jadilah dirimu kosa kata yang mudah dicerna. Seperti halnya;Â aku cinta.
***
Malang, 08 Juli 2019
Lilik Fatimah Azzahra