Aku akan selalu bersamamu. Meski waktu tiada lelah terus mengejarku. Menyesapi detik demi detik batang usiaku. Atau terkadang ia merajuk, mencemburuiku. Tersebab aku tak pernah berhenti memikirkanmu.
Aku akan terus bersamamu. Meski yang kupeluk hanya siluet bayanganmu. Bukan sebenar-benar wujud aslimu. Aku tetap tak peduli. Karena bagiku mencintai itu tidak harus utuh memiliki.
Aku akan selalu bersamamu. Hingga matahari letih memancarkan pendaran sinar. Atau bunga-bunga mawar di halaman satu persatu warnanya mulai memudar. Kupastikan hatiku. Senantiasa tertuju kepadamu.
Aku berjanji akan selalu bersamamu. Membunuh sepi, menunggu datangnya esok pagi. Aku akan menari diiringi nyanyian burung-burung kolibri. Atau, kupenggal sunyi dengan membaca buku kenangan yang pernah kita tuliskan. Kemudian aku sempatkan berdansa bersama sekawanan kecomang. Mengenakan sepatu usang yang sengaja engkau tinggalkan. Hingga aku lupa. Bahwa waktu telah berlalu sedemikian rupa.
Aku akan selalu dan selalu bersamamu. Di sepanjang musim penghujan atau di kala kemarau singgah berkepanjangan. Menata bulir-bulir mimpi yang tak kunjung usai. Hingga aku lupa. Bahwa aku ini pernah ada. Dan terlahir untuk jatuh cinta. Hanya kepadamu saja.
***
Malang, 17 April 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H