"Astaga, Nis! Kau tertidur di gazebo?" Beib menyentuh kedua pipiku. Seketika aku terbangun, mengucek-ngucek kedua mataku.
"Tertidur? Tidak! Aku baru saja bebas dari kejaran orang..." aku tidak melanjutkan kalimatku. Tanganku sibuk meraba-raba saku jaket. Ponselku! Rupanya tadi tanpa sengaja aku menjatuhkannya di dalam gedung menyeramkan itu.
"Bantu aku menurunkan barang-barang dari bagasi, ya!" Beib memberi tanda pada sopir taksi yang mengantarnya pulang. Sementara aku masih duduk di amben gazebo dengan wajah termangu-mangu.
Saat melintas di hadapanku, sopir taksi yang membantu Beib membawakan barang-barang, berhenti. Lalu tersenyum dan menunjukkan sesuatu ke arahku.
"Ponselmu, Diajeng. Aku akan mengembalikannya kalau kau bersedia datang lagi ke istanaku. Lawang Sewu."
Beiiiiib!!!
Sungguh. Rasanya malam ini aku memilih lebih baik pingsan.
***
Malang, 23 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra