Pagi ini, aku menyaksikan. Bayangmu jatuh di atas hampar rerumputan. Berkelindan dengan angin. Dicumbui halimun dingin.
Pagi ini, aku melihatmu. Masih berkulum dengan embun. Menuntaskan kisah tadi malam. Menyesapi rindu yang terpendam.
Pagi ini, aku benar-benar melihatmu. Berdansa sendirian, pejamkan mata. Tanpa hasrat tanpa gairah. Tidakkah kau rasa, pinggang yang kau peluk tak berusuk?
Aku melihatmu. Seperti melihat tarian waktu. Tak bisa dihentikan. Meliuk di antara serpihan hening. Berputar bagai gasing.
Pagi ini, aku masih melihatmu. Hingga mataku rabun. Tak mampu lagi mendiskripsikan bagaimana wujud sejatimu.
***
Malang, 13 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H