Ketika kauhirup aroma kopi di pagi hari. Hatimu merupa kupu-kupu, terbang menguar menuju matahari. Memetik beberapa surai cahayanya. Menjadikannya bunga-bunga awan. Untuk kaupersembahkan. Padaku. Perempuan pemuja hujan dan kenangan.
Ketika kaunikmati senja merah di tepian pesisir. Hatimu berebut berjatuhan di atas pasir. Menyulih barisan anak-anak kecomang. Bergelimpangan terbawa ombak yang riuh berkejaran. Lalu membentuk barikade sajak-sajak berima indah. Untuk kaudermakan. Padaku. Pada perempuan yang mengaku sekian lama tertawan oleh rindu.
Ketika hujan dan sajak-sajak jelmaan itu sampai di pangkuanku; kulihat hatimu telah berpindah di rongga dadaku.
***
Malang, 25 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H