Artikel ini tergelitik dari judul cerpen saya sendiri yang kebetulan menggunakan kata ulang.
Seperti biasa, sebelum menayangkan cerpen di K, saya memeriksa terlebih dulu apakah tulisan saya sudah beres. Dari segi tata bahasa hingga penulisan judul. Sudah sesuaikah dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang pernah saya serap saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Barulah setelah merasa yakin, cerpen saya posting.
Baca juga : Tips Hindari Plagiarisme pada Karya Tulis Mahasiswa
Tapi...beberapa menit usai cerpen tayang, ups, penulisan judul cerpen saya berubah.
Ngomong-ngomong, cerpen yang mana sih?
Ini dia :-Kupu-kupu di Sudut Kota
         -Kupu-kupu yang Tersesat
Untuk judul yang pertama, awalnya judul sudah saya tulis 'Kupu-Kupu'. Saya merasa yakin, seyakin-yakinnya bahwa penulisan itu sudah benar. Saya masih bisa mengingat di luar kepala bahwa 'kupu-kupu' termasuk jenis kata ulang semu.
Tapi seperti yang sudah saya sampaikan, beberapa menit usai tayang di K, 'Kupu-Kupu' saya berubah menjadi 'Kupu-kupu'. Saat itu juga saya sempat merasa bingung. Apakah saya yang salah mengingat mengenai pelajaran BI kala itu?Â
Demikianlah. Akhirnya justru saya yang kelimpungan, merasa memang sayalah yang sudah pikun. Itulah sebab ketika menayangkan cerpen selanjutnya yang ada judul 'kupu-kupunya', saya jadi ngikut menulis judul 'Kupu-Kupu' menjadi 'Kupu-kupu'.
Baca juga :Lihat, Baca dan Tuangkan dalam Karya Tulis