Sebelum senja berpamit pulang. Izinkan aku mengecup lembut keningmu. Sebagai ucapan selamat jalan. Atas kepergianmu. Menuju rumah di mana jiwa raga yang lelah seharusnya kaurebahkan.
Sebelum senja benar-benar berpamit pulang. Perkenankan aku menyentuh kedua pelupuk matamu. Sebagai kenang-kenangan. Bahwa hati kita pernah bertemu. Berpapasan. Lalu saling bertegur sapa, bertukar senyum menghangatkan.Â
Ini bukan sajak patah hati. Atau puisi nan dilanun sedih. Ini hanya sekadar ungkapan. Bahwa di sini ada seorang perempuan. Kebingungan. Bagaimana menempatkan perasaan. Juga tak tahu lagi menjinakkan rindu yang riuh membadai.
Sebelum senja menutup tirai jingga jendelanya. Aku ingin melepasmu dengan sekeping tanya. Tanpa airmata.Â
Apakah kelak engkau benar akan datang? Menjemputku. Menjadikanku ratu. Mendudukkanku di atas bulan biru. Bermahkota bunga-bunga perdu.
***
Malang, 06 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H