Pada seputaran waktu yang menggelincir seperti roda pedati. Beberapa orang menyatakan diri. Belum mau mati. Meski mereka tergilas. Oleh beringas kehidupan yang cadas meranggas.
Pada seputaran waktu yang tak pernah lelah bergulir. Seperti siklus air. Beberapa dari kita memutuskan untuk tetap mengalir. Mengikuti arus takdir. Meski perjalanan menuju hilir dirasa begitu amat getir.
Lalu, pada seputaran waktu yang nyaris padam. Aku berusaha untuk tetap bertahan. Menyalakan setitik api di keheningan. Menguatkan diri. Semoga masih ada kesempatan. Untuk menyongsong pagi. Menghidu aroma pandan nan wangi. Dan menyaksikan lagi. Senyummu yang terurai bersama hangat matahari.
***
Malang, 18 Desember 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H