Lagi-lagi cemburu memang pandai membuat ulah. Seorang penulis bola handal--Mas Hedro Santoso (saya memanggil beliau Mas karena sosok senior ini mengingatkan saya kepada Kakak laki-laki saya) sampai merelakan menyelingi artikel bolanya demi ikut meramaikan event fiksi cemburu ini. Tentu saja ini sesuatu yang amat langka dan patut diberi apresiasi.
Barangkali untuk sehari ini (Minggu) cemburu boleh termanjakan. Duduk manis di Nilai Tertinggi dengan senyum angkuhnya. Menggeser sejenak perbincangan politik. Toh hanya sebentar. Saya kira pakar politik seperti Mas Yon Bayu dan Mas Susy Haryawan tidak akan merasa keberatan apalagi sampai kebakaran jenggot.
Kerusuhan yang diinginkan sudah terjadi! Jelas dan nyata. Hai ini membuktikan bahwa fiksianer merindukan tidak sekadar suka ria bermain kata-kata, namun lebih dari itu. Mereka merindukan persahabatan yang terjalin hangat dan mesra di rumah besar milik bersama. Kompasiana.Â
Bukankah persahabata itu lebih indah ketimbang beternak iri dan dengki?
Malam baru saja bergulir. Kembali dia tertawa lebar. Menghubungi saya yang baru saja hendak merebahkan badan yang letih karena seharian berada di jalanan.
Saya sebenarnya mengantuk sekali. Tapi saya tidak ingin dia cemburu terhadap kedua bola mata saya. Lalu membuatnya ingin mencongkel dan memasak kedua bola mata saya yang sangat berharga ini menjadi sup.Â
Oh, tidak! Mending saya memilih menemaninya mengobrol hingga dia menghilang dengan sendirinya.Â
Satu jam kemudian lamat-lamat tawanya yang lebar pergi menjauh. Saya pun bergegas. Ingin melanjutkan tidur saya yang tertunda. Â
***
Malang, 05 November 2018
Lilik Fatimah Azzahra