Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seputar Kerusuhan Cemburu di Kompasiana

5 November 2018   01:00 Diperbarui: 5 November 2018   01:27 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:establishher.org

Pagi-pagi sekali, bisa jadi belum mandi, dengan tawa khasnya yang lebar dia menyampaikan ide 'buruk'nya. Yakni ingin membuat kerusuhan di rumah besar Kompasiana.

Tentu saja saya mengamini. Sebab saya tahu, 'rusuh' di sini bukan rusuh dalam arti sebenarnya, melainkan sebuah keinginan yang tidak benar-benar buruk. Keinginan untuk menggeliatkan kembali kanal fiksiana yang sudah lama tertidur.

Sepanjang tahun ini memang kanal fiksiana terasa hampa. Para penggiat sastra hanya memposting dan memposting karya mereka tanpa greget. Hal ini tentu tidak luput dari penerawangan kami (meminjam istilah si gelandangan virtual keren itu) bahwa kanal fiksiana perlu dirusuhi sesaat. Cukup dua hari saja. Sabtu dan Minggu.

Demikian kesepakatan.

Deal.

Seperti biasa. Dia mulai bergerilya. Menghubungi rekan-rekan dan sahabat fiksianer baik senior maupun newbie. Itu memang keahlian dia. 

Lalu diumumkanlah secara resmi Event Fiksi Cemburu di Bulan November sebagai ajang menyongsong datangnya musim hujan. Musim di mana menyimpan banyak kenangan. Tidak hanya rindu, tapi juga cemburu.

Dan cemburu yang ditawarkan kali ini adalah cemburu yang tidak terikat. Cemburu yang merdeka. Peserta bebas mencemburui siapa saja dan melampiaskannya dalam bentuk karya fiksi yang bervariasi.

Di hari pertama pelaksanaan-- yang konon dalam event ini tidak disediakan hadiah kecuali ucapan terima kasih dan persahabatan hangat nan tulus, peserta yang terjaring belum terlalu banyak. Sepertinya para kompasianer belum menyadari adanya kerusuhan. Sebab hanya satu dua fiksianer yang memposting karya mereka. 

Barulah di hari kedua, Minggu, percik-percik api kerusuhan mulai berkobar. Bahkan ada yang ganas melempar cemburu secara bertubi-tubi. Seperti Mbah Ukik--sosok misterius penunggu Gunung Bromo dan Tuan Mim Yudiarto--sang pelukis kata-kata, keduanya membombardir kanal fiksiana dengan tiga sampai empat fiksi cemburu.

Ah, cemburu. Apa sih yang istimewa darimu? Hingga seorang yang cool, jarang menulis seperti Pak Suyono Apol,jenggirat terbangun meraih pena lalu memposting cemburu versi beliau. Entah siapa yang digambarkam dalam kisah Sherlick Holmah itu. Saya sebenarnya penasaran. Tapi saya malu untuk menanyakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun