Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Izinkan Aku

30 Oktober 2018   17:03 Diperbarui: 30 Oktober 2018   17:08 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Izinkan aku menjadi hujan yang tersimpan di matamu. Agar saat kau menumpahkannya, aku menjadi yang pertama menyentuh lembut kedua pipimu.

Dengan menjadi hujan di matamu, aku bisa melihat apa-apa yang kau sembunyikan. Luka ataukah kesedihan. Yang selama ini kau simpan dan nyaris tak pernah kau tunjukkan.

Kau adalah lelaki pemuja hujan. Dilahirkan dari segumpal awan yang menikahi kabut. Kau diturunkan di hamparan luas padang rumput. Kupu-kupu dan belalang adalah pengasuhmu. Angin dan waktu adalah guru terbaikmu.

Hujan bagimu melebihi seorang Ibu. Yang padanya kau tak segan menitip beragam rahasia. Kemana hati hendak kau pulangkan. Kepada siapa sesungguhnya cinta kau peruntukkan. Dan tentu saja aku berharap, hati dan cinta itu menyasar alamat kepadaku.  

Sekarang, izinkan sekali lagi. Aku ingin menjadi hujan yang tersimpan di matamu. Agar aku bisa selalu dekat. Tidak saja di setiap terjagamu. Tapi juga di sepanjang lelap tidurmu.

***

Malang, 30 Oktober 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun