Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengulik Kelahiran Iblis Setengah Malaikat

20 Februari 2019   09:35 Diperbarui: 20 Februari 2019   10:15 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah, ada apa lagi ini? Kisah horor?

Bukan. Ini seputar kolaborasi menulis yang pernah terjadi antara beberapa fiksianer. Sebuah antologi cerpen yang mengangkat tema dunia orang-orang pinggiran.

Mengapa judulnya harus Iblis Setengah Malaikat? Eits, jangan salah. Meski terkesan seram, kumcer ini mengetengahkan kisah yang inspiratif. Mengandung nilai sisi kemanusiaan yang patut direnungkan, yang banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum mengintip para 'Ibu' yang menciptakan kumpulan cerpen Iblis Setengah Malaikat ini, ada baiknya kita mengulik sejenak proses kreatifnya terlebih dulu.

Beberapa waktu lalu, dari sebuah obrolan ringan saya dan say Desol lahirlah ide untuk membuat buku kumcer bertema orang-orang pinggiran.

Lagi? 

Yup. Lagi! Setelah sebelumnya kami sudah pernah melakukannya, yakni menerbitkan buku antaologi berjudul Orang Ketiga bertemakan pergulatan batin para perempuan. Kala itu proyek tersebut hanya diikuti oleh 4 fiksianer.

Kali ini kami ingin 'bermain' dengan lebih banyak penulis. Dengan mengangkat tema cinta orang-orang kecil yang terlihat amat sederhana namun sesungguhnya tidaklah sederhana dalam pikiran kita. 

Dan hal yang paling menakjubkan bagi kami berdua adalah, meski tanpa bertemu muka, hanya melalui japri-japrian, proyek buku ini mendapat respon positif yang akhirnya berhasil menjaring 8 fiksianer.

Setelah tema disepakati, langkah awal kami berdua adalah; menerima cerpen karya teman-teman dalam bentuk file. Kerja keras dimulai dari sini. Kami harus menyeleksi secara ketat cerpen-cerpen tersebut sebelum dikirim ke meja redaksi penerbit dengan melakukan self editing terlebih dulu. Dan proses self editing ini memakan waktu sekitar 1 bulan. 

Lama juga ya. Tentu saja! Kami musti bolak-balik merevisi ulang setiap karya yang masuk. Membenahi dan mengeksekusi cerpen-cerpen yang alur maupun tata bahasanya berantakan. Kami benar-benar total melakukannya. Sampai bermalam-malam tidak tidur. Demi supaya hasilnya maksimal dan sedikit meringankan tugas editor penerbit yang akan membidani kelahiran kumcer ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun