Kepada lelaki yang semalam berjuang menyalakan lilin di kepalaku,
Pagi ini. Di selasar fajar yang masih direnangi kabut menghampar. Izinkan aku mencium kedua punggung tanganmu. Seperti Cleopatra yang mengecup lembut pucuk jemari tangan Anck Su Namun saat mengaku hatinya tlah resmi terlanun.
Kepada lelaki yang semalam gigih memantik api lilin di kepalaku,
Pagi ini. Di kisah dahulu kala. Di sebuah istana yang super megah. Jika pada akhirnya Cleopatra memilih menghujam dadanya sendiri. Itu tersebab cinta yang terkebiri oleh Julius Caesar sang raja agung yang dipertuan. Meski demikian, nyala lilin tak harus ikut padam, bukan?
Kepada lelaki yang semalam berhasil menyalakan lilin di kepalaku,
Izinkan aku mengurai helai demi helai harapan. Seperti malam yang berusaha bangkit dari tirani kegelapan. Seperti rembulan yang bermimpi menjelma menjadi ratu bidadari. Seperti puan-puan yang berimajinasi didudukkan di singgasana paling tinggi. Oleh para kekasih pujaan hati.
Kepada lelaki yang semalam merupa lilin di kepalaku. Terima kasih. Untuk sepotong hati yang berhasil kaucuri.
***
Malang, 26 Sepetember 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H