Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kado Pecahan Bulan

30 Agustus 2018   02:24 Diperbarui: 30 Agustus 2018   02:39 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.pinterest.com

Terima kasih untuk kepingan bulan, yang kau kirim lewat angin di sepertiga malam. Kupajang ia di sisi peraduan. Agar sewaktu-waktu bisa kurengkuh, atau kupeluk sepenuh hatiku.

Sejak kau kirim kepingan itu. Malam tak lagi mengeluh sunyi. Rama-rama lincah menari. Gagak-gagak merdu bernyanyi. Tak lagi terdengar lantun tembang kematian. Kunang-kunang riang melenggang. Peri-peri sibuk berdandan. Mematut diri di depan retakan bulan. Berebut bedak berebut gincu.

Meski hati terbujuk ingin. Mengintip raut di serpih cermin. Seberapa kusut wajah merenta. Selebar apa lingkar hitam di bawah mata. Namun selalu terkurung wurung. Sebab tak ingin saat bercermin bayangan kelam datang merundung.

Terima kasih untuk kepingan bulan, yang menitip aroma wewangi bunga. Kuharap saat mimpi terjaga, ini bukan bualan belaka. Atau rayuan ala pujangga.  

Sekarang aku pamit padamu. Biar kusimpan kepingan itu. Entah di pagi yang ke berapa, kelak kurendam pecahan bulan. Ingin kusesap manisnya cinta yang kau selipkan di endapan tirta. Tapi yang pasti tidak sekarang. Sebab masih ingin kucari retakan lain. Tuk kembalikan bulan utuh seperti kemarin. Semisal telah kutemukan serpihan di sebalik batu. Maukah engkau membantuku? Merekatkan bulan berdua saja. Dengan tangan saling bertumpangan--dengan mata saling bertatapan.

***

Malang, 30 Agustus 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun