Sarpakenaka melihat semuanya. Melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh Rama terhadap Dewi Shinta. Seketika api cemburu membakar hatinya. Apalagi ia melihat istri Rama ternyata seorang perempuan yang cantik rupawan.
Raseksi yang sudah dikuasai api cemburu dan dendam kesumat itu kemudian beralih pikir. Ia tidak ingin lagi menyerang Laksmana melainkan membidik Dewi Shinta.
Ya. Ia harus membunuh perempuan cantik itu! Harus!
Sekali lompat Sarpakenaka sudah berada di hadapan suami istri yang sedang berpelukan. Mahluk mengerikan itu bersiap menyerang Dewi Shinta.Â
Laksmana membaca gelagat tidak baik itu. Ia pun segera bertindak. Digelandangnya tubuh Sarpakenaka tanpa ampun.Â
Sebelum melempar tubuh amis itu jauh-jauh, Laksmana terlebih dulu melukai hidung bonggol sang raseksi. Memaprasnya dengan pedang sampai rata.
Sarpakenaka menjerit histeris. Melolong-lolong selayak serigala yang terluka. Tapi ia tidak mampu berbuat apa-apa. Apalagi mengadakan perlawanan. Ia menyadari Laksmana ternyata bukanlah tandingannya.
Dengan membawa luka hati tak terperikan, Sarpakenaka melarikan diri ke suatu tempat. Ia ingin wadul kepada seseorang dan meminta bala bantuan.
Tahukah Anda kemana Sarpakenaka pergi? Dan siapa pula seseorang yang akan ditemuinya itu?
***
Malang, 20 Agustus 2018