Kehadiran kami--saya dan anak-anak selalu diterima dengan baik dan ramah. Ustad Kholidul Azhar selaku pengasuh panti selalu berkenan menemui dan menemani kami dengan tangan terbuka.
Saya bertanya begitu sebab saya pernah mengalami. Dengan 4 orang anak yang waktu itu masih kecil-kecil, saya tahu bagaimana rasanya ketika rezeki dari Allah belum sampai di tangan saya. Â
Dengan mengulum senyum Ustad yang usianya sekitar tiga puluh tahun itu menjawab, "Tetap bersabar, Bu. Dan percaya bahwa Allah tidak sekalipun akan membiarkan kita kelaparan."
Duh, jawaban Ustad, membuat saya tercenung dan terdiam beberapa saat. Dalam hati saya mengakui, soal kesabaran ternyata masih kalah jauh dibanding Ustad Kholidul Azhar. Saya terkadang masih suka lalai menjaga sabar.
Sabar dan yakin. Itulah pelajaran yang sudah saya terima dan membekas di hati saya.Â
Saya lantas berkaca diri. Alangkah malu saya kepada Allah. Baru juga dititipi 4 orang anak sudah sering eror tidak karuan. Bagaimana jika dititipi hingga 40 anak seperti Ustad Kholidul dan keluarganya?
Sekiranya Ramadan memang harus segera berlalu, saya berharap semoga di tahun berikutnya dan berikutnya lagi, kami masih bisa dipertemukan.Â
Amin ya Rabbal alamin.
***