Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Mubarak, Izinkan Aku Merindu Senyum dan Suaramu

12 Juni 2018   09:19 Diperbarui: 12 Juni 2018   11:16 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran kami--saya dan anak-anak selalu diterima dengan baik dan ramah. Ustad Kholidul Azhar selaku pengasuh panti selalu berkenan menemui dan menemani kami dengan tangan terbuka.

Foto dokpri
Foto dokpri
Pernah suatu hari, saat berbincang ringan dengan Ustad Kholidul Azhar, muncul rasa keingintahuan di hati saya. Saya memberanikan diri bertanya sesuatu yang berkenaan dengan masalah rezeki. Bagaimana Ustad yang masih tergolong muda itu menyikapi jika belum ada rezeki--atau sekiranya Allah masih menunda rezeki sementara ada 40 perut anak-anak yang harus diisi?

Saya bertanya begitu sebab saya pernah mengalami. Dengan 4 orang anak yang waktu itu masih kecil-kecil, saya tahu bagaimana rasanya ketika rezeki dari Allah belum sampai di tangan saya.  

Dengan mengulum senyum Ustad yang usianya sekitar tiga puluh tahun itu menjawab, "Tetap bersabar, Bu. Dan percaya bahwa Allah tidak sekalipun akan membiarkan kita kelaparan."

Duh, jawaban Ustad, membuat saya tercenung dan terdiam beberapa saat. Dalam hati saya mengakui, soal kesabaran ternyata masih kalah jauh dibanding Ustad Kholidul Azhar. Saya terkadang masih suka lalai menjaga sabar.

Sabar dan yakin. Itulah pelajaran yang sudah saya terima dan membekas di hati saya. 

Saya lantas berkaca diri. Alangkah malu saya kepada Allah. Baru juga dititipi 4 orang anak sudah sering eror tidak karuan. Bagaimana jika dititipi hingga 40 anak seperti Ustad Kholidul dan keluarganya?

Panti Asuha Al Mustofa, Sumber Pasir, Kab. Malang. Foto dokpri
Panti Asuha Al Mustofa, Sumber Pasir, Kab. Malang. Foto dokpri
Tak terasa Ramadan kali ini sudah sampai di penghujung hari. Saya tentu akan sangat merindukannya. Seperti saya merindukan senyuman dari bibir-bibir mungil mereka--para penghuni Panti Asuhan Al Mustofa yang telah memberi saya begitu banyak pelajaran berharga.

Sekiranya Ramadan memang harus segera berlalu, saya berharap semoga di tahun berikutnya dan berikutnya lagi, kami masih bisa dipertemukan. 

Amin ya Rabbal alamin.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun