Beliau adalah salah satu sesepuh Bolang. Kami memanggilnya Pak Rahman. Nama lengkapnya Rahman Priyono. Seluruh anggota Bolang sepakat bahwa Pak Rahman adalah sosok yang menginspirasi bagi kami.Â
Suami dari Bu Nanik Nara, salah satu dosen ternama di Kota Malang itu adalah seorang petani yang ulet. Beliau lebih banyak menghabiskan hari-harinya di sawah. Menempati pondok mungilnya yang asri dan mengolah sendiri area persawahannya mulai dari menggemburkan tanah, menyemai benih, memberi pupuk hingga menyemprot hama tanaman serta membersihkan gulma.
Bertandang ke pondok Pak Rahman yang asri dan nyaman siapa pun bakal betah. Angin semilir bertiup sejuk. Kanan kiri pondok dikelilingi oleh berbagai tanaman. Mulai dari tanamana jagung, cabe, tomat dan kubis.Â
Semua ada. Tumbuh subur menghijau.
Sore tadi anggota Bolang saya menyempatkan diri bertemu dengan beliau. Pak Rahman menyambut kedatangan kami dengan sangat ramah. Wajahnya sumringah.Â
Sembari menunggu beduk magrib tiba, kami diajak mengobrol ngalor ngidul. Sesekali diselingi tawa riang saat bercerita tentang pengalamannya menjadi seorang petani.
"Ketika banyak orang berlomba-lomba bekerja sebagai orang kantoran. Saya memilih berkarya di sawah. Saya menikmati hidup sebagai petani tanpa beban. Yang penting hati saya ikhlas dan dipenuhi oleh rasa syukur. Semua pasti akan terasa berkahnya," Pak Rahman bertutur seraya membetulkan letak kancing kemejanya yang miring.
Baiklah, Pak Rahman. Tetap menjadi petani yang rajin  dan ulet, nggih, Pak. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan. Amin.
Malang, 19 Mei 2018
Lilik Fatimah Azzahra