Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Di Manakah Ramadan Romantis Itu?

23 Mei 2018   12:14 Diperbarui: 23 Mei 2018   12:31 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.kdminer.com

Berbicara masalah romantisme keluarga, sungguh membuat saya tercenung. Pikiran saya kembali ke masa lalu. Masa di mana masih memiliki keluarga yang utuh. Ada suami, anak-anak yang di setiap bulan puasa seperti ini kami biasa makan sahur dan buka bersama untuk kemudian berlanjut melaksanakan ibadah tarawih berjamaah,

Lantas apakah saya harus kehilangan romantisme itu sesaat setelah perpisahan merenggut?

Insya Allah tidak. Saya masih berharap memilikinya. Bersama anak-anak saya berusaha menciptakan romantisme ala saya sendiri.

Bersilaturahim ke Panti Asuhan

Tempat paling favorit yang saya kunjungi di saat waktu luang adalah panti asuhan. Tak terkecuali di bulan puasa ini. Di tempat yang penghuninya kebanyakan anak-anak balita dan remaja itu saya menemukan 'sebuah keluarga' yang awalnya bukan keluarga bisa berkumpul, mengaji, berbuka dan makan sahur bersama.

Di tempat itu pula saya belajar banyak hal. Tentang bagaimana mesti belajar sabar dan tabah. Tentang bagaimana memaknai hakikat hidup yang sebenarnya.

Barangkali saya bukan termasuk orang yang romantis. Yang selalu bisa menampilkan atau menunjukkan sesuatu melalui kata-kata yang indah lagi mesra. Saya hanya bisa memberi sedikit sentuhan lembut pada punggung mereka--punggung bocah-bocah berhati tabah itu. 

Ah, bisa jadi justru itulah sisi keromantisan yang saya miliki dan tidak pernah saya sadari.

Foto dokpri
Foto dokpri
Kembali ke romantisme bulan Ramadan.

 Ada banyak di antara kita yang hidup sendiri, sebatang kara tanpa sanak keluarga. Bagaimana mereka menciptakan suasana romantis tanpa keluarga?

Tidak jarang tetangga, teman atau sahabat  ujug-ujug  bisa menjadi keluarga atau pengganti keluarga. Terutama bagi si anak rantau. Saling bertegur sapa, berkirim kabar, berbagi sedikit makanan pembuka puasa atau sekadar jalan bareng menuju masjid terdekat untuk menjalankan sholat tarawih berjamaah adalah salah satu bentuk keromantisan yang bisa diciptakan di bulan puasa ini.

Untuk itu bagi yang menjalani puasa dalam kesendirian, tidak perlu berkecil hati. Tetaplah bersemangat. Saling berbagi kasih sayang itulah hal paling indah yang bisa dilakukan dan dinikmati di bulan suci penuh berkah ini. Sebab hikmah Ramadan itu sendiri sesungguhnya adalah merekatkan rasa. Rasa kasih sayang dan saling peduli. Entah itu dengan keluarga, kerabat, teman dekat atau sesama umat.

Romantisme Ramadan di Rumah Diawali dari Hal-hal Kecil

Bukan hanya saya yang berusaha menciptakan suasana romantis di bulan suci Ramadan ini. Anak-anak di rumah pun berupaya untuk menghadirkannya di hadapan saya. Dimulai dari hal-hal kecil seperti memuji masakan saya yang nota bene sangat sederhana.

"Kok enak ya, Ma. Berbuka dengan sup dan tempe goreng sambal penyet seperti ini makanku jadi nambah," anak laki-laki saya tersenyum memuji. Adiknya lantas mengiyakan. Lalu keduanya terlihat lahap menghabiskan makanan.

Atau--tiba-tiba suatu sore jelang saat berbuka, si sulung yang tinggal berjauhan dengan saya mengirimi takjil ke rumah ketika saya sedang kebingungan harus masak apa di hari itu. Diiringi pesan kecil lewat WA, "Tetap sehat menjalankan ibadah puasa ya, Ma.", sungguh, menjadikan suasana Ramadan penuh haru dan suka cita.

Sumber : www.kdminer.com
Sumber : www.kdminer.com
Maka tidak elok kiranya jika saya lantas membandingkan keromantisan keluarga saya dengan keluarga orang lain yang masih utuh, kecuali berucap syukur atas segala nikmat dan karuniaNya.

Sekali lagi, saya bukan orang yang romantis. Tapi saya bisa merasakan perhatian sekecil apapun yang saya terima dari orang-orang di sekeliling saya.

Jadi di manakah gerangan Ramadan romantis itu?

Di sini. Di hati setiap insan yang senantiasa dipenuhi rasa syukur.

Selamat menjalankan ibadah puasa hari ke-7. Semoga beroleh safaat dan berkah. Amin allahuma amin...

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun